Hidup memang berwarna-warni; suka -duka,
untung-malang, berhasil-gagal, tawa dan air mata; semuanya datang silih
berganti di dalam DIRI. Alampun menawarkan keanekaragaman itu:
badai-angin sepoi, lahar panas-air sejuk, gelapnya awan-terang mentari,
gelombang samudra-keheningan danau, indahnya musim bunga berganti musim
panas dan gugur. Manusiapun beraneka ragam: berambut halus-keriting,
berkulit hitam pekat-kuning gading dan langsat, tak beragama-beraneka
ragam agama.
Dalil keanekaragaman ini axioma (MUTLAK). Kesemuanya
adalah hasil mahakarya dari YG MAHA AGUNG. Suatu SIMFONI indah utk
dinikmati. (Makna dasar kta simfoni adalah suatu keindahan agung yg
terangkai dari hal-hal yg berbeda secara kompak & serasi).
Meributkan perbedaan hanyalah pekerjaan menjaring angin; Berhentilah!
Jangan sesali kegagalan, tapi jangan juga berbangga atas keberhasilan
karena keduanya pasti muncul silih berganti. Di dalam kegagalan ada
pelajaran yg sangat berharga. Mutiara yg mahal adanya di dasar laut
(kegagalan) yg dalam, bukan di puncak gunung Himalaya. Kegagalan
bukanlah akhir dari segalanya tapi justru melalunya terbuka lagi satu
gerbang hikmat yg menerangi lankah menuju ke ujung jalan yg adalah
PUNCAK dari KEHIDUPAN yg SESUNGGUHNYA.
Sebaliknya di dalam
keberhasilan ada juga kerapuhan, seperti telur di pucuk tanduk (gampang
'jatuh' dan 'hancur' di dalam keberhasilan itu juga. KEBERHASILAN SEJATI
hanya ada pada bagaimana kita mengolah dan merangkai semua serpihan
kehidupan menjadi suatu SIMFONI yg indah.
Jangan pula menindas yg
lemah di saat kita kuat & berkuasa karna ada saatnya kita juga
menjadi lemah & tidak berkuasa. Di dalam kuat kuasa ada unsur
dinamit atom yg bisa menghancurkan diri sendiri dan sekitarnya jika
meledak. Tapi bila dijalani dgn baik & benar, akan membuahkan
kebenaran dan kebaikan bagi diri dan dunia sekitar. Keduanya juga
seperti hydrogen (H) dan oksigen (O2) bisa membakar-hanguskan; Namun
apabila dirangkai dgn baik & benar terbentuklah senyawa H2O yaitu
air yang menyejukkan, menyegarkan dan menghidupkan.
Jangan meratapi
kekurangan, jangan pula berpesta pora dalam kelimpahan karena semuanya
pasti berakhir dgn TELANJANG dan menjadi DEBU. Kita dipercayai
kelimpahan utk mengolah, membagi dan membangun bersamasama dgn Dia yg
sang khalik. Dari Dialah segala galanya, dan oleh Dia juga semuanya akan
dikembalikan menjadi DEBU. Yg fana pasti berlalu; yg tinggal tetap,
hanyalah KEKEKALAN itu sendiri; apabila kekekalan itu tiba APA YG SUDAH
KITA LAKUKAN DGN SEMUA YG DIPERCAYAKAN PD KITA dalam kefanaan ini..?
Biarkan hidup ini mengalir seperti air yg lentur menembusi/ melampau
semua aral. Kerikil, karang dan kepadatan tanah tidak merintanginya;
mengalir utk menyuburkan, menyejukan, menyegarkan dan menghidupkan. Juga
biarkan hidup ini mengalun seperti simfoni orkestra terolah dan
dirangkai indah dari keanekaragaman nada dan instrumen utk menghibur yg
sedih, menyebar damai di tengah permusuhan dan membawa KEHENINGAN
(kekekalan) di dalam diri agar dapat BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL.
Simfoni kehidupan.
Bjw-Kpg, 21-25 April 016.
No comments:
Post a Comment